Gejalasosial bersifat negaif = kenakalan remaja, masalah lingkungan hidup, pengangguran, masalah kependudukan. 2. Faktor penyebab Gejala Sosial. A. Faktor Budaya/Kultural = nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat/komunitas. Contoh = Kemiskinan, perilaku sosial, kerjabakti, dll. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana Jakarta- . Gejala sosial adalah segala peristiwa yang terjadi antarmanusia dan oleh manusia, entah itu individu maupun kelompok. Gejala sosial yang terjadi dalam masyarakat ada banyak contohnya. Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai gejala sosial apabila perilaku individu yang terlibat di dalamnya saling terkait, demikian menurut buku Pasti Bisa Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X oleh Tim PengertianGejala Sosial. Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai Tindakandari individu dapat dikategorikan sebagai bentuk adanya gejala sosial karena mendapat respons dari orang lain. Tindakan sosial adalah tindakan yang memengaruhi atau dipengaruhi oleh orang lain. Menurut Max Weber, tindakan sosial mengandung makna jika ditujukan atau memperhitungkan keberadaan orang lain. Olehsebab itulah mengembangkan atas dirinya yang dilakukan dalam tindakan sosial tersebut didorong untuk dapat memahami prilakunya sendiri. Bentuk Tindakan Sosial. Max Weber sebagai salah satu pencetus teori sosiologi tentang tindakan sosial membagi jenis-jenis prilaku yang dilakukan masyarakat ini kedalam 4 hal secara umum. Antara lain; apakah perbedaan antara seni patung dan seni pahat. Tindakan individu dapat dikategorikan sebagai bentuk gejala sosial karena .... A. dilakukan secara spontan dan tanpa perencanaan B. diarahkan secara tidak terorganisasi pada suatu fenomena C. bermanfaat bagi dirinya sendiri D. tidak dipahami dan dimaknai oleh orang lain E. diarahkan dan mendapat respon dari orang lain Pembahasan Tindakan individu dapat dikategorikan sebagai bentuk gejala sosial karena dapat diarahkan dan mendapat respon dari orang lain Jawaban E - Jangan lupa komentar & sarannya Email nanangnurulhidayat Mahasiswa/Alumni Universitas Tanjungpura Pontianak30 Januari 2022 0630Halo Christian, kakak bantu jawab ya! Jawaban yang tepat adalah B. Mendapat respons dari orang lain Yuk, simak penjelasan berikut! Gejala sosial merupakan fenomena yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok. Nah tindakan dari individu dapat dikategorikan sebagai bentuk adanya gejala sosial karena mendapat respons dari orang lain. Jadi jawaban yang tepat adalah B. Terima kasih sudah bertanya dan gunakan Roboguru, semoga membantu ya - Sejak kelahirannya, ilmu-ilmu sosial merupakan cabang ilmu yang tidak memiliki batasan maupun definisi pokok pembahasan yang bersifat pasti atau baku. Hal tersebut dikarenakan, kajian dalam ilmu sosial berfokus pada perilaku manusia yang dinamis atau selalu berubah. Sosiologi sendiri termasuk dalam ilmu sosial, di mana objek kajiannya adalah manusia. Akan tetapi, hal ini bukan berarti para pemelajar sosiologi tidak memiliki kepastian dalam membatasi fokus kajian sosiologi itu sendiri. Mengutip dari buku Pengantar Sosiologi Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju Analisis Masalah-Masalah Sosial, Perubahan Sosial, & Kajian-Kajian Strategis karangan Nurani Soyomukti, tahun 2016, Sosiologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari masyarakat, serta perubahannya berdasarkan kondisi keadaan kenyataan. Dengan demikian, sosiologi juga diartikan sebagai sebuah refleksi ilmiah atas berbagai perubahan yang terjadi pada masyarakat. Fokus Kajian SosiologiDari ulasan buku Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya karangan Elly M. Setiadi dan Usman Kolip 2011, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari - Manusia yang hidup dalam kelompok yang disebut masyarakat. - Pola-pola hubungan antara manusia baik secara individu maupun secara kelompok. - Hubungan manusia dengan lembaga-lembaga sosial, seperti norma-norma dan kaidah-kaidah sosial. - Pola-pola kehidupan manusia yaitu kaitannya dengan kondisi lingkungannya. Oleh karena itu, objek kajian sosiologi adalah kehidupan manusia yang hidup di dalam kelompok sosial yang disebut masyarakat. Penyebab Gejala Sosial, Contoh, dan DampaknyaDalam kajian sosiologi, terdapat istilah gejala-gejala sosial dalam masyarakat. Gejala sosial sendiri merupakan suatu fenomena yang menandai munculnya permasalahan sosial di masyarakat, di mana fenomena tersebut dapat diamati dalam kehidupan sosial. Berbagai fenomena atau peristiwa sosial tersebut, muncul karena adanya suatu perubahan sosial. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya gejala sosial di masyarakat, seperti - Faktor Kultural, yaitu suatu nilai yang tumbuh serta berkembang di lingkungan masyarakat. Contoh gejala sosial berdasarkan faktor kultural atau budaya, antara lain kemiskinan, kerja bakti, dan perilaku menyimpang. - Faktor Struktural, yaitu suatu keadaan yang mempengaruhi struktur atau sesuatu yang disusun dengan pola tertentu. Contoh gejala sosial berdasarkan faktor struktural, antara lain penyuluhan sosial, dan interaksi dengan orang lain. Selain itu, gejala sosial juga dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu - EkonomiGejala sosial dalam aspek ini dilihat dari perekonomian masyarakat. Jika terdapat seseorang yang kurang mampu untuk mencukupi kebutuhannya, maka dipastikan terdapat gejala sosial di lingkungannya. Di antaranya kemiskinan, pengangguran, serta masalah kependudukan lainnya. - BudayaIndonesia memiliki keanekaragaman budaya yang sangat luas, begitupun dengan setiap negara juga memiliki budayannya masing-masing. Gejala sosial dapat muncul dari berbagai perbedaan tersebut, seperti peniruan budaya asing yang negatif, serta kenakalan remaja. - Lingkungan AlamGejala sosial dalam aspek ini menyangkut pada aspek kondisi kesehatan. Jika seseorang terkena suatu penyakit menular, maka akan menyebabkan permasalahan sosial. Dalam hal ini, munculnya wabah penyakit menular merupakan sebuah gejala sosial dalam msyarakat. - PsikologisAspek psikologis menjadi salah satu aspek yang mempengaruhi sikap individu dalam kehidupan sehari-hari. Gejala sosial yang muncul ketika seseorang mengalami gangguan kejiwaan, antara lain disorganisasi jiwa, dan aliran ajaran sesat. Gejala sosial dapat menimbulkan dampak positif serta dampak negatif di masyarakat. Gejala sosial akan berdampak positif jika individu dapat berfikir terbuka, dan mampu mengimbangi berbagai perubahan sosial budaya yag muncul sehingga memperoleh manfaatnya. Contohnya adalah perubahan dalam hal kemajuan di bidang teknologi. Sebaliknya, gejala sosial dapat berdampak negatif jika individu tidak dapat menerima atau tidak siap menghadapi perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan menyebabkan keguncangan budaya culture shock, sehingga dapat membawa individu tersebut kearah perilaku juga Definisi dan Bentuk-bentuk Integrasi Sosial dalam Kajian Sosiologi Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya Menurut para Ahli Sosiologi - Sosial Budaya Kontributor Mulia BudiPenulis Mulia BudiEditor Yandri Daniel Damaledo Ketika mendengar kalimat “gejala sosial dalam masyarakat”, hal apakah yang timbul dalam pikiran kita? Apakah gejala sosial ini sama halnya dengan masalah sosial? Atau gejala sosial merupakan faktor timbulnya masalah sosial dalam masyarakat? Lalu dimanakah peran dan fungsi sosiologi dalam hal ini? Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini adalah sebagai berikut. Memahami realitas sosial sebagai gejala sosial dalam masyarakat, menjelaskan nilai dan norma sosial, memahami sosialisasi dan pembentukan kepribadian, menjelaskan penyimpangan sosial, dll., mengamati fakta. Berdasarkan tujuan pembelajaran diatas, yang akan kita pelajari dalam bab ini adalah mengenai penyimpangan sosial sebagai salah satu bentuk gejala sosial yang timbul dalam masyarakat. Sebelum mengkaji lebih jauh, terlebih dahulu kita akan belajar mengenai definisi gejala sosial. Definisi Gejala Sosial Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok Gulo, 2010. Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan gejala moral. Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik. Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan the determinan sosial phenomenon dan bentuk gejala sosial yang ditentukan the determined sosial phenomenon. Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan. Bentuk dan Jenis Gejala Sosial Menurut Pitrim A. Sorokin, gejala- gejala sosial dapat dikelompokkan sebagai berikut. Gejala sosial religius, misalnya perayaan panen padi. Gejala sosial ekonomi, misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran. Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu. Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya. Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial yaitu. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar. Penyimpangan Sosial Penyimpangan sosial merupakan suatu fenomena dalam masyarakat dimana perilaku warga masyarakat dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan atau norma sosial yang berlaku. Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa seseorang melakukan tindakan menyimpang apabila menurut anggapan sebagian besar masyarakat minimal di suatu kelompok atau komunitas tertentu perilaku atau tindakan tersebut di luar kebiasaan, adat istiadat, aturan, nilai- nilai, atau norma sosial yang berlaku. Secara umum yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang antara lain adalah Tindakan yang nonconform, yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai- nilai dan norma- norma yang ada. Contohnya, memakai sendal ketika di sekolah atau tempat formal yang lain, membolos atau meninggalkan pelajaran, merokok di sekolah, membuang sampah sembarangan, dsb. Tindakan antisosial atau asosial, yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Contohnya, tidak mau berteman dan menarik diri dari pergaulan, keinginan untuk bunuh diri, minum- minuman keras, menggunakan narkotika, terlibat prostitusi dan pelacuran, penyimpangan seksual, dsb. Tindakan kriminal, yaitu tindakan yang nyata- nyata telah melanggar aturan- aturan hukum tertulis dan mengancam jiwa atau keselamatan orang lan. Contohnya, pencurian, perampokan, pembunuhan, korupsi, pemerkosaan, dsb. Baik yang tercatat di kepolisian maupun yang tidak. Relativitas Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang dapat didefinisikan secara berbeda oleh masyarakat, bergantung bagaimana kesepakatan kelompok masyarakat itu sendiri dalam menanggapinya. Ada sekelompok masyarakat yang menganggap bahwa perilaku menyimpang itu adalah ketika seseprang melakukan tindakan yang berbeda dari kebiasaan umum. Namun ada pula masyarakat yang menganggap bahwa perilaku menyimpang merupakan tindakan yang dilakukan oleh sekelompok minoritas atau kelompok tertentu yang memiliki nilai dan norma sosial yang berbeda dari kelompok sosial yang lebih dominan. Oleh karena itu, perilaku menyimpang bersifat relatif bergantung bagaimana masyarakat yang mendefinisikannya, nilai- nilai budaya dalam suatu masyarakat, dan masa, zaman atau kurun waktu teretentu. Teori Perilaku Menyimpang dengan Perspektif Sosiologis Adapun teori penyimpangan yang berperspektif sosiologis yaitu. Teori Anomie Teori ini berasumsi bahwa penyimpangan adalah suatu akibat dari adanya berbagai ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu- individu yang mengalami tekanan dan pada akhirnya menjadi menyimpang. Pada dasarnya untuk mencapai kesuksesan hidup, seseorang harus memiliki cara- cara yang sah dan dibenak mereka akan selalu tersirat mimpi atau keinginan untuk mencapai kesuksesan itu. Akan tetapi, struktur sosial tidak selalu memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang. Hanya golongan yang memiliki akses yang sah saja yang dapat meraihnya. Hal ini kemudian memunculkan akibat negatif bagi seseorang berupa gejala sosial dengan melakuakn penyimpangan. Sebagai contoh, di Indonesia masih banyak masyarakat yang menjadi pengangguran akibat kurang tersedianya lapangan kerja. Bagi mereka yang mereka memiliki skill dan berpendidikan tinggi akses menuju pekerjaan yang diinginkan lebih mudah. Akan tetapi berbeda halnya dengan sekelompok masyarakat yang bekerja di lahan prostitusi atau bahkan menjadi perampok sebab mereka tidak memiliki jalan lain untuk meraih keinginan mereka. Teori Belajar atau Sosialisasi Teori ini berpendapat bahwa perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Sutherland, penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran seseorang dalam penguasaan atas suatu sikap yang telah dipelajari dari norma- norma yang menyimpang terutama dari subkultur atau dari teman sebaya yang menyimpang. Teori Labeling Teori Pemberian Cap atau Teori Reaksi Masyarakat Analisis teori ini dipusatkan pada reaksi orang lain. Artinya, ada orang- orang yang memberi definisi, julukan atau pemberi label definers/labelers pada individu- individu atau tindakan yang menurut penilaian orang tersebut adalah negatif. Suatu tindakan menyimpang hanya dapat dipahami dengan menguji reaksi orang lain. Melalui teori ini dapat ditetapkan bahwa perilaku menyimpang adalah tindakan yang dilabelkan kepada seseorang. Dengan demikian dimensi penting dari perilaku menyimpang adalah reaksi masyarakat bukan pada kualitas dari tindakan itu sendiri. Konsekuensi dari tindakan pemberian label ini adalah perilaku menyimpang yang lebih lanjut. Teori Kontrol Teori ini berpandangan bahwa setiap manusia cenderung untuk tidak patuh terhadap hukum atau memiliki dorongan untuk melanggar hukum. Perilaku menyimpang adalah konsekuensi logis dari kegagalan seseorang untuk menaati hukum. Teori konflik Perspektif konflik memahami masyarakat sebagai kelompok- kelompok dengan berbagai kepentingan yang bersaing dan akan cenderung saling berkonflik. Contoh konflik yang terjadi antara kaum buruh dengan kaum pengusaha. Kaum buruh menginginkan agar gaji mereka dinaikkan, sementara pengusaha merasa dirugikan jika gaji buruh dinaikkan. Oleh Min Hidayah Mustaqimah/ Pendidikan Sosiologi dan Antropologi UNNES 2013 Sumber Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta kencana Prenada Media Group. Horton, dan Chester L. Hunt. 2010. Sosiologi Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta PT Gelora Aksara Pratama Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2013. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta Erlangga. Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2007. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta Prenada Media Group. PembahasanSecara sederhana, gejala sosial dapat diartikan sebagaiperistiwa-peristiwa yang terjadi oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok. Pada dasarnya, gejala sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan gejalamoral. Gejala sosial muncul dari berbagai fenomena maupun masalah sosial,baik masalah yang berasal dari individu maupun masalah yang berasal dari kelompok sosial. Gejala sosial memiliki beberapa karakteristik , di antaranya Gejala sosial bersifat kompleks rumit . Gejala sosial dikatakan kompleks atau rumit karena di dalamnya terdapat hubungan antarmanusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu faktorekonomi,sosial,budaya,psikologis,politik, danagama. Beraneka ragam . Gejala sosial memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing. Misalnya, gejala sosial akibat problem ekonomitidak dapat disamakandengan gejala sosial akibat masalah agama, budaya, ataupun politik, meskipun terdapat hubungan antara berbagai gejala tersebut. Tidak bersifat universal . Gejala sosial tidak bersifat universal umum karena hanyadipengaruhioleh suatukondisi sosial atau budaya masyarakat tertentusaja. Oleh karena itu, gejala sosial yang muncul di wilayah tertentu belum tentu sama dengan gejala sosial yang muncul di wilayah lainnya. Bersifat dinamis . Karakteristik ini muncul karena mengacu padaperilaku masyarakatyang cenderungberubah-ubah dinamis. Akibatnya, peristiwa dan gejala sosial yang timbul pun menjadi cepat berubah. Seperti misalnya, pergantian mode pakaian yang terus berganti setiap tahunnya. Bersifat kontekstual . Gejala sosial bersifat kontekstual, artinya adalah gejala sosialmemperhatikan situasi yang ada di sekelilingnya, baik tradisi, kebiasaan, norma yang berlaku, serta kondisi individu yang ada di sekitarnya. Sulit diprediksi . Gejala sosial cenderung sulit untuk diprediksi karena sifatnya yang kompleks, abstrak, dinamis, dan kontekstual. Namun, meskipun begitu, gejala sosial tetapdapat diatasidengan adanyakerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, baik individu maupun kelompok. Gejala sosial juga dapat dikendalikan, salah satunya yaitu menggunakan norma-norma yang berlaku di sederhana, gejala sosial dapat diartikan sebagai peristiwa-peristiwa yang terjadi oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok. Pada dasarnya, gejala sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral, antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya, dan gejala moral. Gejala sosial muncul dari berbagai fenomena maupun masalah sosial, baik masalah yang berasal dari individu maupun masalah yang berasal dari kelompok sosial. Gejala sosial memiliki beberapa karakteristik, di antaranya Gejala sosial bersifat kompleks rumit. Gejala sosial dikatakan kompleks atau rumit karena di dalamnya terdapat hubungan antarmanusia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu faktor ekonomi, sosial, budaya, psikologis, politik, dan agama. Beraneka ragam. Gejala sosial memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing. Misalnya, gejala sosial akibat problem ekonomi tidak dapat disamakan dengan gejala sosial akibat masalah agama, budaya, ataupun politik, meskipun terdapat hubungan antara berbagai gejala tersebut. Tidak bersifat universal. Gejala sosial tidak bersifat universal umum karena hanya dipengaruhi oleh suatu kondisi sosial atau budaya masyarakat tertentu saja. Oleh karena itu, gejala sosial yang muncul di wilayah tertentu belum tentu sama dengan gejala sosial yang muncul di wilayah lainnya. Bersifat dinamis. Karakteristik ini muncul karena mengacu pada perilaku masyarakat yang cenderung berubah-ubah dinamis. Akibatnya, peristiwa dan gejala sosial yang timbul pun menjadi cepat berubah. Seperti misalnya, pergantian mode pakaian yang terus berganti setiap tahunnya. Bersifat kontekstual. Gejala sosial bersifat kontekstual, artinya adalah gejala sosial memperhatikan situasi yang ada di sekelilingnya, baik tradisi, kebiasaan, norma yang berlaku, serta kondisi individu yang ada di sekitarnya. Sulit diprediksi. Gejala sosial cenderung sulit untuk diprediksi karena sifatnya yang kompleks, abstrak, dinamis, dan kontekstual. Namun, meskipun begitu, gejala sosial tetap dapat diatasi dengan adanya kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat, baik individu maupun kelompok. Gejala sosial juga dapat dikendalikan, salah satunya yaitu menggunakan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

tindakan individu dapat dikategorikan sebagai bentuk gejala sosial karena