Walladzīna hum ‘alā shalātihim yuhāfizhūn (dan orang-orang yang senantiasa menjaga shalat mereka), yakni senantiasa menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya. Ulā-ika (mereka), yakni para pemilik sifat tersebut. Fī jannātin (berada di dalam surga-surga), yakni taman-taman. Mukramūn ( [lagi] dimuliakan) dengan pahala, persembahan MengapaManusia Disebut Makhluk Sempurna Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Berbeda dengan makhluk lainnya yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia memiliki yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya, yaitu kemampuan berfikir. SeorangMukmin tidak dikatakan sebagai sebenar-benar Mukmin hingga dia rela bila orang lain mendapatkan sesuatu yang baik sebagaimana dia rela hal itu dia dapatkan juga, dan tidak lah dia dikatakan sebagai Mukmin bila melihat kelebihan yang ada pada orang lain melebihi dirinya kemudian dia bercita-cita ingin mendapatkan kelebihan itu pula namun Sebagaimanayang termaktub dalam hadits berikut: dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Orang Mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya,” (HR. Tirmidzi). Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa akhlak itu Allahtelah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga apakah perbedaan antara seni patung dan seni pahat. Mukmin yang sempurna adalah mukmin yang menjalankan Islam secara kaffah, yaitu secara menyeluruh. Seorang mukim yang sempurna adalah yang telah mencapai tahapan Ihsan, yaitu senantiasa merasa sedang diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta' Subhanahu Wa Ta'ala, telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sempurna. Salah satunya adalah dibekali dengan akal untuk berfikir berbeda dengan makhluk-makhluk menciptakan manusia dan jin tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu seorang mukmin dikatakan mukmin yang sempurna adalah mukmin yang benar benar menjalankan agamanya dengan penuh Kaffah dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sehingga dia akan senantiasa beribadah dan menjauhkan dirinya dari perbuatan-perbuatan semoga membantu!Pelajari lebih lanjut1. Materi tentang perilaku Ihsan Materi tentang sikap bertentangan dengan ihsan Materi tentang kontruksi Iman jawabanKelas 10Mapel AgamaBab Al-Qur'an dan Hadis adalah Pedoman HidupkuKode SPJ2 Sahabat Umma, apa sih pengertian mukmin?secara istilah Islam dalam bahasa Arab, Mukmin/Mu'min yang sering disebut dalam Al-Qur'an, berarti orang beriman, dan merupakan seorang Muslim yang dapat memenuhi seluruh kehendak Allah, dan memiliki iman kuat dalam hatinya. Selain itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa mu'min tidak serta-merta berarti "orang beriman" namun orang yang menyerahkan dirinya agar diatur dengan Islam. Selain itu, mu'min juga dapat dikatakan orang yang memberikan keamanan atas surat Al-Hujurah dijelaskan Orang-orang Arab Badui itu berkata "Kami telah beriman". Katakanlah "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah "kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Surah Al-Hujurat [49]14Ayat ini menjelaskan perbedaan antara seorang Muslim dan orang beriman. Selain itu juga termaktub dalam ayat orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. Surah An-Nisa' [4]136Sumber Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto PixabayMenjadi mukmin sejati merupakan cita-cita semua Muslim. Namun, untuk menjadi seorang mukmin yang sejati pastilah tidak mudah karena banyak halangan dan rintangannya. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh Ciri Mukmin dalam Al Quran Ciri-ciri seorang mukmin dijelaskan dalam Alquran surat Al- Anfal ayat 2-4. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman.“Orang beriman adalah mereka yang mendengar nama Allah disebutkan, gemetar hati mereka. Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah dan kepada Tuhan mereka bertawakal. Yaitu orang yang salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang beriman yang sebenarnya.” Al-Anfal2-4Dikutip dari buku Menikmati Jamuan Allah Oleh Syekh Muhammad al-Ghazali penjelasan dari ayat tersebut adalah sebagai Rasa Gemetar Hatinya kepada AllahAdapun penjelasan yang pertama yaitu orang mukmin jika disebutkan nama Allah muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takut tersebut adalah sebagai bentuk dari mengagungkan nama Allah. Orang mukmin tidak akan berani melanggar apapun yang telah ditetapkan menjadi suatu larangan, dan akan selalu mentaati setiap Imannya Jika Dibacakan Ayat Al-QuranIlustrasi ciri-ciri mukmin, Foto PixabaySelanjutnya, seorang mukmin menjadikan ayat Alquran sebagai prioritas utama dalam diri kaum muslimin. Mereka menjadikan ayat-ayat Alquran sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketika Alquran dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, seorang mukmin dapat mengambil manfaat tersebut dengan bertambahnya rasa Hanya kepada AllahKemudian, orang mukmin akan menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT, bukan orang lain. Orang mukmin yakin bahwa segala sesuatu hal tidak akan terwujud kecuali atas kehendak Allah mukmin akan mendirikan sholat secara sempurna. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan. Hal ini dikarenakan sholat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah dikatakan mukmin ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Selain itu, orang mukmin pasti menunaikan kewajiban dan ibadah yang berhubungan dengan harta tersebut dengan ikhlas. Ini bertujuan untuk membersihkan harta dan menyucikan SAW juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan sedekahnya dalam hadist Riwayat Muslim. Rasulullah SAW bersabda "Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti." HR. MuslimSelanjutnya pada akhir surat Al-Anfal, ciri-ciri orang mukmin ditambah dengan kriteria khusus. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 74“Orang beriman dan berhijrat serta berjihad di jalan Allah dan orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan, mereka itulah mukmin sejati.” QS. Al-Anfal74 Status, kedudukan dan kualitas manusia, sesungguhnya ditentukan oleh dirinya sendiri. Setiap orang normal, dibekali oleh Allah dengan potensi yang seimbang, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Sebagai potensi untuk mengembangkan dirinya sendiri, manusia diberi akal dan pikiran serta kemauan, kehendak dan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan kejadian fisik dan mentalnya yang sangat sempurna. Baik dan buruknya seseorang serta hina dan mulianya tergantung pada perjuangannya dalam mengusahakan kemuliaan dan menghindari kehinaan. Seorang mukmin yang kuat dan berilmu, lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari seorang mukmin yang lemah dan tidak berilmu. Dalam Al-Qur’an dijelaskan kriteria manusia mukmin yang kamil atau paripurna insan kamil, disebut tersebar dalam berbagai ayatnya. Kriteria tersebut bisa diusahakan oleh setiap orang, apabila ia menghendakinya. إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ حَقّٗاۚ لَّهُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمۡ وَمَغۡفِرَةٞ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki nikmat yang mulia.” QS. Al-Anfal, [8] 2-4. Ayat di atas menjelaskan bahwa ada lima kriteria bagi orang-orang mukmin sejati yaitu 1 Senantiasa mengingat Allah, 2 Bila mendengar ayat-ayat Allah imannya bertambah, 3 Bertawakkal, 4 Menegakkan shalat dan 5 Menginfakkan sebagain rezkinya. Orang yang senantiasa mengingat Allah di mana saja ia berada, pastilah segala perbuatan dan tindakannya akan terkontrol dengan baik. Segala langkah dan perbuatannya akan selalu disesuaikan dengan petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah. Mereka menyadari betul bahwa dengan berbuat baik sajalah seseorang akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Mereka yang senantiasa berzikir kepada Allah, akan terlepas dari segala tipu daya Syaitan baik yang halus maupun kasar. Manusia yang telah tertipu oleh kejahatan akan berusaha menjerumuskan orang-orang yang baik dan beriman, karena orang seperti itu telah dikuasai oleh Syaitan. Akan tetapi bila orang-orang yang beriman itu berpegang teguh pada bimbingan wahyu-Nya pasti akan terhindar dari tipu daya mereka. Manusia yang lengah dan berpaling dari mengingat Tuhan, akan tercampakkan kepada kehinaan dunia dan akhirat. وَمَن يَعۡشُ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ نُقَيِّضۡ لَهُۥ شَيۡطَٰنٗا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٞ “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah Al Quran, kami adakan baginya syaitan yang menyesatkan Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” QS. al-Zukhruf, [43] 36. Manusia mukmin yang selalu ingat kepada Allah tidak akan kehilangan kontrol pada dirinya dan keseimbangan dalam kehidupannya. Ia akan hidup istiqamah, tidah mudah diombang-ambingkan oleh kekuatan yang berada di luar dirinya. ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ "Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. QS. al-Ra’du, [13] 28. Kriteria mukmin sejati selanjutnya adalah mereka yang apabila mendengar atau memperhatikan ayat-ayat Allah, imannya bertambah kuat. Ayat-ayat Allah yang kita baca atau perhatikan, terdiri dari dua macam, yaitu ayat-ayat Qur’aniyah dan ayat-ayat yang tidak tertulis yang disebut ayat Kauniyah, segala kejadian dan peristiwa yang ada dalam alam semesta. Suasana hati seperti itulah yang membuat Umar bin Khatab menjadi insaf, ketika ia mendengar beberapa ayat al-Qur’an. Umar waktu itu, berniat akan menyiksa adik perempuannya karena masuk Islam, ia merasa tertarik ketika mendengar adiknya membaca awal surat Thaha. Umar kemudian insaf dan segera masuk Islam mengikuti jejak adik perempuannya Fathimah. Tawakkal adalah menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah berikhtiar semaksimal mungkin yang bisa dilakukan. Manusia mukmin harus bersungguh-sungguh dalam berusaha terlebih dahulu, baru kemudian bertawakkal. Nabi menggambarkan tawakkal dengan usaha terlebih dahulu, sehingga usahanya berhasil, seperti yang dijelaskan dalam hadisnya لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا يُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا رواه الترمذي “Sekiranya kalian bertawakkal kepada Allah, dengan tawakkal yang sebenarnya, pasti kamu akan diberi rizki seperti burung diberi rizki. Burung itu terbang di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” HR. Tirmidzi, No 2266. Hadits di atas menjelaskan kepada kita perumpamaan dari ikhtiar atau usaha yang dilakukan burung yang kita lihat setiap saat. Burung-burung itu terbang ke sana-kemari mencari makanan dan baru kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang. Selain dari kriteria di atas, insan kamil dilengkapi juga dengan kriteria selanjutnya yaitu menegakkan shalat dan menafkahkan rizki yang diperolehnya. Dr KH Zakky Mubarak, Rais Syuriyah PBNU * Tulisan ini dinukil dari Facebook Zakky Mubarak Syamrakh Khutbah Jum’at Kriteria Mukmin Sukses dalam Perspektif Al-Qur’an dan as-Sunnah Oleh Sulidar إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَي فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ,وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ,وَاتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا, يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍصَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّمُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌوَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِي بِتَقْوَي اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. Jamaah Shalat jumat yang dirahmati Allah Sebagai hamba Allah yang mukmin dan arif, sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah swt, sebab sampai detik ini kita telah diberi-Nya berbagai nikmat, baik nikmat keimanan, kesehatan dan kesempatan untuk terus dapat beribadah dan beraktivitas sesuai dengan petunjuk-Nya. Salawat dan Salam kita tujukan kepada Rasulullah saw, yang telah mengajarkan umat manusia al-Islam, demi kebahagian umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Perlu terus diingatkan bahwa Allah swt dan Rasul-Nya, telah menegaskan jika umat manusia menjalankan aktivitas kehidupannya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam Alquran dan as-Sunnah, maka dijamin akan selamat, tidak akan sesat dalam arti yang luas tentu selamat, sejahtera dan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Perhatikan hadis berikut ini. وحَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوامَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَاكِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ. Telah menceritakan kepadaku dari Malik bahwasannya dia menyampaikan bahwa Rasul saw bersabda “Aku tinggalkan dua pusaka pada kalian. Jika kalian berpegang kepada keduanya, niscaya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah Alquran dan Sunnah Rasul-Nya.” H. R. 1395. Jamaah Shalat jumat yang dirahmati Allah Perlu dikemuakan di awal khutbah ini bahwa Imam Syafi’i berkata “Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu dan barang siapa menghendaki sukses akhirat hendaklah diraihnya dengan ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akhirat hendaklah diraihnya dengan ilmu.’’ungkapan Imam Syafii ini menegaskan bahwa pentingnya membekali ilmu sebelum meraih sukses. Dalam Islam bekal ilmu yang sangat berguna bila memahami dan mengetahui apa yang terrkandung dalam Alquran dan as-Sunnah, karena kedua sumber rujukan ini akan menyelamatkan umat manusia di dunia dan di akhirat. Demikian pula, agar kesuksesan yang diraih benar-benar sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Bila menelalah Alquran, didapati dalam tentang bagaimana kriteria orang yang sukses. قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ 1 الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ 2 وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ 3 وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ 4 وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ 5 إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ 6 فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ 7 وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ 8 وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ 9 أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ 10 الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 11 Sesungguhnya sukseslah/beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang dibalik itu. maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. Pada ayat di atas dapat dipahami bahwa orang mukmin yang sukses itu ada 6 kriteria yang mesti dipenuhinya, yaitu 01. Orang yang khusyu’ dalam shalatnya. 02. Orang yang meninggalkan perbuatan yang tak berguna. 03. Orang yang menunaikan zakat. 04. Orang yang menjaga kemaluannya, dari berbuat zina. 05. Orang yang memelihara amanah, jika diberi amanah. 06. Orang yang memelihara nilai-nilai shalat. Jika 6 kriteria ini ada pada seorang mukmin, maka ia tergolong sukses, baik di dunia dan di akhirat. Bahkan, Allah swt menginformasikan di akhirat kelak akan mewarisi surga Firdaus dan kekal di dalamnya. Suatu nikmat yang luar biasa yang diberikan Allah swt kepada para hamba-Nya. Berikut sekilas penjelasan tentang 6 kriteria tersebut. Gambaran khusu’ dalam shalat, dapat diperiksa berbagai sabda rasul saw. Di antaranya sebagai berikut. Dalam suatu riwayat Rasul saw menjelaskan tentang shalat yang baik itu, نْ أَنسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” َاْذُكُرِ الْمَوْتَ فِى صَلاَتِكَ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا ذَكَرَ الْمَوْتَ فِى صَلاَتِهِ لَحَرِيٌّ أَنْ يُحْسِنَ صَلاَتَهُ وَصَلَّى صَلاَةَ رَجُلٍ لاَ يَظُنُّ أَنَّهُ يُصَلِّى صَلاَةً غَيْرَهَا وَإِيَّاكَ وَكُلُّ أَمْرٍ يُعْتَذَرُ مِنْهُ ” رواه الديلمي فى مسند الفردوس وحسنه الحافظ ابن حجر و تابعه الألباني Anas ra berkata, Rasul saw bersabda, “Ingatlah akan kematian dalam shalatmu karena jika seseorang mengingat kematian dalam shalatnya tentu lebih mungkin dapat memperbagus shalatnya dan shalatlah sebagaimana shalatnya seseorang yang mengira bahwa tidak dapat shalat kecuali shalat pada saat itu. Hati-hatilah kamu dari apa yang membuatmu meminta ampunan darinya.” Diriwayatkan Ad-Dailami di Musnad Firdaus, Al-Hafidz Ibnu Hajar menilainya hasan lalu diikuti Albani. عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ عِظْنِي وَأَوْجِزْ فَقَالَ إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ غَدًا وَاجْمَعْ الْإِيَاسَ مِمَّا فِي يَدَيْ النَّاسِ رواه أحمد وحسنه الألباني Abu Ayyub Al-Anshari ra berkata, seseorang datang kepada Nabi saw. lalu berkata, “Nasihati aku dengan singkat.” Beliau bersabda, “Jika kamu hendak melaksanakan shalat, sahlatnya seperti shalat terakhir dan janganlah mengatakan sesuatu yang membuatmu minta dimaafkan karenanya dan berputus asalah terhadap apa yang ada di angan manusia.” Diriwayatkan Ahmad dan dinilai hasan oleh Albani. عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ قَالَ “مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأ فَيُسْبِغُ الْوُضُوْءَ ثُمَّ يَقُوْمُ فِى صَلاَتِهِ فَيَعْلَمُ مَا يَقُوْلُ إِلاَّ انْتَفَلَ وَهُوَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ رواه الحاكم وصححه الألباني Utbah bin Amir meriyatkan dari Nabi yang bersabda, “Tidaklah seorang Muslim berwuduk dan menyempurnakan wuduknya lalu melaksanakan shalat dan mengetahui apa yang dibacanya dalam shalat kecuali ia terbebas dari dosa seperti di hari ia dilahirkan ibunya.” Diriwayatkan Al-Hakim dan dinilai shahih oleh Albani. Adapun syarat untuk berlaku khusyu’ dapat dipahami dari firman Allah dalam al-Baqarah/2 45-46 وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ ٤٥الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ٤٦ “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. Yaitu orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” Dalam ayat di atas al-Baqarah/2 45-46 ditegaskan bahwa syarat khusyu’ adalah adanya suatu keyakinan akan menemui Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Adanya keyakinan akan berjumpa dengan Tuhan untuk mempertanggung jawabkan seseorang agar berlaku khusyu’ dalam shalatnya karena yang terjalin di benaknya ialah adanya kekhawatiran ketika menghadap Zat Yang Mahakuasa ini. Dengan demikian segala aktifitasnya di dunia selalu dilandasi atas keridhaan Tuhan dan dalam situasi yang seperti inilah berlaku kekhusyukan baginya. Penjelasan as-Sunnah tentang seorang Muslim yang baik adalah meninggalkan suatu perbuatan yang sia-sia atau yang tidak berguna. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَمِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ». حَدِيْثٌ حَسَنٌ, رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَغَيْرُهُ هَكَذَا. Abu Hurairah ra. berkata, Rasul saw bersabda, “Di antara tanda kebaikan keIslaman seseorang jika dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.” Hadis hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 2318. Zakat merupakan shalah satu rukun Islam. Zakat diwajibkan atas setiap orang Islam yang telah memenuhi syarat. Selain melaksanakan perintah Allâh swt., t tujuan pensyariatan zakat ialah untuk membantu umat Islam yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Oleh karena itu, syariat Islam memberikan perhatian besar dan memberikan kedudukan tinggi pada ibadah zakat ini. Ini solusi pada masyarakat modern yakni menghilangkan kesenjangan sosial antara si Kaya dengan si Miskin. Pada akhirnya akan saling menghormati dan saling memahami satu sama lainnya. Selain itu, Zakat juga termasuk rukun Islam yang ketiga dan salah satu pilar bangunannya yang agung berdasarkan sabda Rasul saw. بُنِيَ الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهاَدَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنْ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ وَإِقاَمِ الصَّلاَةِ وَإِيْتاَءِ الزَّكَاةِ وَصَومِ رَمَضَانَ وَحَجِّ البَيْتِ لِمَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلأ. Islam dibangun di atas lima perkara, yaitu syahadat bahwa tidak ada Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad adalah utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang mampu [Hadis diriwayatkan Abu Dawud] Dalam memelihara kemaluan, ada pesan Rasul saw, jika umat Islam mampu menjaga lisannya serta kemaluannya maka dijamin masuk surga. عن سهل بن سعد رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ ، وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ .رواه البخاري رقم/6474 Dari Sahal bin Saad ra., sesungguhnya Nabi saw. bersabda“Barangsiapa yang menjamin padaku bahwa dia mampu menjaga antara dua tulang rahangnya lisan dan di antara dua kakinya kemaluan maka aku jamin ia masuk surga.” Bukhari. No. 6474. Rasul saw berpesan berkenaan dengan amanah. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ وَأَحْمَدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَا حَدَّثَنَا طَلْقُ بْنُ غَنَّامٍ عَنْ شَرِيكٍ قَالَ ابْنُ الْعَلَاءِ وَقَيْسٌ عَنْ أَبِي حُصَيْنٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Ala] dan [Ahmad bin Ibrahim] mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Thalq bin Ghannam] dari [Syarik] [Ibnu Al Ala] dan [Qais] berkata dari [Abu Hushain] dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] ia berkata, “Rasul saw. bersabda “Tunaikanlah amanah kepada orang yang mempercayaimu dan jangan engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu!” Dawud. No. 3068. Rasul menegaskan bahwa orang yang tidak amanah tergolong munafik. Dari Abdullah bin Amr ra., ia berkata bahwa Rasul أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ. “Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu 1 jika diberi amanat, khianat; 2 jika berbicara, dusta; 3 jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; 4 jika berselisih, dia akan berbuat zalim.” Muslim no. 58. Berkenaan tentang memelihara salat, Rasul saw memberikan informassi yang jelas sebagai berikut. مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ ، وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ. Siapa saja yang menjaga shalat maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan pada hari kiamat. Sedangkan, siapa saja yang tidak menjaga shalat, dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk dan keselamatan. Dan pada hari kiamat nanti, dia akan dikumpulkan bersama dengan Qarun, Firaun, Haman, dan Ubay bin Khala. Jamaah Shalat jumat yang dirahmati Allah Mari kita sama berdoa dan berikhtiar, agar Umat Islam meraih kesuksesan dalam segala bidang, baik ekonomi, sosial, kesehatan, sains dan teknologi, sampai kekuasaan politik uamh pada gilirannya mewujudkan kebahagiaan, dunia dan akhirat. Agar Umat Islam tampil sebagai orang yang sukses, maka senantiasan menjaga, memelihara dan menjalankan secara istiqamah 6 kriteria kesuksesan hidup seorang Mukmin, yaitu. 01. Berperilaku khusyu’ dalam shalatnya. 02. Meninggalkan perbuatan yang tak berguna. 03. Menunaikan zakat. 04. Menjaga kemaluannya, dari berbuat zina. 05. Memelihara amanah, jika diberi amanah. 06. Memelihara nilai-nilai shalat dalam kehidupannya. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.. Khutbah kedua إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَىوَتَزَوَّدُوافَإِنَّ خَيْرَالزَّادِالتَّقْوَى اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وآلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا لا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . Sulidar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut Periode 2015-2022 BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini Disclaimer Berita ini merupakan kerja sama dengan Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab

bagaimanakah seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna